Gibran dan politikus muda lain yang lahir dari dinasti politik: pedang bermata dua bagi demokrasi
Presiden Joko “Jokowi” Widodo diduga tengah membangun dinasti politiknya melalui pencalonan anak pertamanya Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan kepada daerah (pilkada) di Solo, Jawa Tengah, tahun depan. Tidak ketinggalan pula, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga mencalonkan diri sebagai wali kota dalam pilkada di Medan, Sumatra Utara.
Kemunculan politikus-politikus muda yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024 pun tak lepas dari unsur kekerabatan yang memudahkan langkah mereka ke Senayan.
Dengan bermodalkan hubungan relasi dan garis keturunan, langkah menuju gedung parlemen menjadi mulus.
Kendati demikian, kehadiran politikus muda hasil dinasti politik bak pedang bermata dua bagi demokrasi Indonesia.
Di satu sisi, politikus muda, meskipun lahir dari dinasti politik, menunjukkan generasi milenial tidak apatis terhadap politik. Kepedulian mereka terhadap politik penting bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Selain itu, politikus muda juga menumbuhkan rasa optimis terhadap kemungkinan munculnya inovasi baru penyelesaian persoalan publik dengan memanfaatkan keberadaan perkembangan teknologi.
Di sisi lain, kehadiran politikus muda hasil dinasti politik akan menodai nilai-nilai demokrasi. Riset terbaru saya yang belum dipublikasikan menunjukkan proses demokratisasi internal yang terjadi di partai politik atau kandidasi akan terganggu. Sosok politikus yang mumpuni akan tergusur dengan calon lainnya yang punya hubungan kekerabatan dengan petahana, pemimpin partai politik dan sanak keluarga dari latar belakang pejabat.
Trend dinasti politik dan politikus muda
Virus dinasti politik yang memungkinkan pelimpahan kekuasaan secara bergilir kepada sanak keluarga terus menjamur di Indonesia pascareformasi tahun 1998.
Hal tersebut diungkap dalam penelitian disertasi politikus Partai Nasdem Akbar Faizal yang baru selesai diuji September lalu.
Akbar Faizal meneliti transformasi dalam tubuh partai politik melalui pemilihan legislatif (pileg) dari 1999 hingga 2019. Penelitiannya menunjukkan keberadaan dinasti politik yang tetap kuat pada era reformasi. Hal ini terjadi karena sistem politik partai yang tadinya otoriter dan absolut akhirnya menjadi akomodatif karena beradaptasi dengan atmosfer lingkungan politik yang lebih demokratis.
Penelitian Akbar menunjukkan bahwa sepanjang 20 tahun, dari 1999 hingga 2019, ada 147 dinasti politik terjadi dan ini tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Jadi, setidaknya ada hampir 15 dinasti setiap tahunnya.
Implikasi atas lahirnya dinasti politik salah satunya adalah kelahiran politikus-politikus muda.
Himpunan data dari tahun 2019 saja menunjukkan bahwa terdapat 10 anggota DPR terpilih yang merupakan politikus muda hasil dinasti politik.
Sisi Positif
Walaupun kehadirannya tidak dapat dikatakan sehat, namun rasa optimis muncul seiring dengan keberadaan politikus muda.
Anak muda sering diidentikkan sebagai generasi apolitis, salah satunya keengganan mereka dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum (pemilu).
Peran politikus muda menjadi penting.
Di Taiwan, partisipasi politik anak muda rendah karena mereka tidak menemukan figur politikus muda yang mewakili kepentingan mereka. Akibatnya, di sana anak muda menjadi apolitis dan tidak berpartisipasi dalam pemilu.
Penelitian yang dilakukan oleh Mireille Lalancette dari Université du Québec à Trois-Rivières (UQTR) Kanada dan Vincent Raynauld dari Emerson College Amerika Serikat menunjukkan pentingnya peran politikus muda untuk meruntuhkan sikap apatisme generasi muda terhadap politik.
Contoh paling nyata ditunjukkan lewat figur politikus muda Jason Trudeau yang saat ini menjadi Perdana Menteri Kanada.
Implikasi positif dengan kehadiran politikus muda pun bisa hadir lewat gebrakan baru mereka dalam merumuskan regulasi. Generasi politikus muda bisa menghadirkan solusi baru tentang regulasi dengan memanfaatkan teknologi.
Sisi Negatif
Banyak penelitian sudah membahas implikasi negatif dari dinasti politik. Salah satunya adalah dampaknya terhadap kemiskinan.
Hasil penelitian lain menyebutkan dampak buruknya terhadap proses demokrasi karena menghambat upaya reformasi birokrasi. Hal ini terjadi karena semangat yang mendasari dinasti politik tidak ditujukan untuk melayani publik, melainkan untuk memperkaya diri sendiri dan kerabat.
Pencalonan anggota legislatif atau kepala daerah yang ditentukan oleh garis keturunan akan mengancam proses demokrasi yang menjunjung tinggi prinsip inklusivitas. Prinsip ini memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk dapat dicalonkan oleh partai politik.
Penulis bersama dosen politik dan pemerintahan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Amalinda Savirani melakukan penelitian untuk melacak tentang bagaimana efektivitas kerja politikus muda lulusan Sekolah Politisi Muda (SPM) Satunama Yogyakarta. Sekolah ini telah berjalan selama 5 tahun dan melahirkan politikus-politikus muda.
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai para politikus muda lulusan SPM di enam provinsi, di antaranya Kalimantan Barat; Lampung; Makassar; Sulawesi Selatan; Pangandaran, Jawa Barat; dan Bojonegoro, Jawa Timur. Kami bertanya tentang strategi mereka dalam memenangkan pemilu legislatif.
Hasil penelusuran data penelitian di Jawa Barat menunjukkan bagaimana proses pemilihan politikus muda yang memiliki darah kekerabatan dengan petinggi partai dapat mengganggu proses pencalonan secara internal.
Penulis menemukan bahwa setidaknya ada dua hal yang dilakukan oleh politikus muda hasil dinasti politik yang mengganggu proses demokratisasi pencalonan:
Pertama, hubungan kekerabatan yang dimiliki memungkinkan politikus-politikus muda ini melakukan lobi secara internal. Kedua, peran penting tokoh partai yang memiliki hubungan kekerabatan dengan politikus muda yang akhirnya mempengaruhi hasil akhir anggota partai politik.
Kedua hal tersebut tentu mengancam kepada kodrat nilai demokrasi yang mendasari terhadap prinsip bahwa siapa pun berkesempatan dipinang oleh partai politik.
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Essay AvatarRedaksiIB 10/10/2019 1 463 4 minutes read Politik Anak Muda: Wajah Baru Politik Indonesia Ilustrasi. SUmber: Kumparan Oleh: Fathin Robbani Sukmana* 20 Oktober 2019 mendatang akan menjadi tahapan paling akhir Pemilu 2019, yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Sejumlah hiruk-pikuk terjadi di dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilu 2019 ini. Salah satunya fenomena politik anak muda dan wajah baru politik Indonesia. Banyak permasalahan yang muncul di dalam Pemilu 2019, diantaranya hoax tentang politik yang bertebaran di rentang waktu Januari hingga saat ini. Temuan isu hoax tentang politik paling banyak ditemukan pada Maret hingga April 2019. Selanjutnya, permasalahan Pemilu 2019 adalah banyaknya petugas pemilu yang gugur saat bertugas maupun setelah bertugas. Ini tentu menjadi evaluasi bagi seluruh Penyelenggara Pemilu ataupun lembaga terkait. Kelebihan Politisi Muda Selain banyaknya permasalahan yang terjadi. Pemilu 2019 memiliki keunikan tersendiri, diantaranya adalah munculnya tokoh-tokoh muda yang terjun secara langsung dalam politik. Seperti tokoh-tokoh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didominasi anak muda. Selanjutnya ada Dahnil Anzar Simanjuntak, yang merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo dan Sandiaga Uno. Lalu ada beberapa Calon Legislatif seperti Faldo Maldini, Puteri Komarudin, dan masih banyak lagi. Data Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI) menyebutkan hanya 2,7% dari 560 Anggota DPR RI 2014 – 2019 yang berusia muda. Sedangkan Anggota DPR RI Periode 2019-2024 mencapai 16,52%. Dari data tersebut, politik Indonesia akan melalui proses yang unik karena jumlah partisipasi anak muda terus meningkat. Mengapa unik? Karena Anak Muda mempunyai pola yang berbeda. Pertama, anak muda berfikir lebih kreatif. Lebih mempunyai keinginan kepada sesuatu yang baru, yang fresh, sehingga politik yang tegang akan menjadi cair. Kedua, anak muda memiliki semangat yang tinggi. Ini menjadi ciri khas anak muda, terutama jika kita melihat para aktivis muda. Mereka sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaan sehingga akan menghasilkan karya yang banyak dan berkualitas. Ketiga, Anak muda merupakan pemimpin masa depan. Jika anak muda berpolitik sejak dini, maka akan ada banyak perubahan. Sehingga politik menjadi dinamis dan tidak diisi oleh orang yang salah. Politik Anak Muda : Wajah Baru Politik Indonesia Beberapa tahun belakangan, semakin banyak politisi muda yang dipercaya memegang jabatan tinggi di pemerintahan dunia. Tokoh muda dunia diantaranya Presiden Prancis Emmanel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Treudeu, lalu ada Shamma al Mazrui, Syed Saddiq, Sebastian Kurz dan Jacinda Ardern. Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pada periode keduanya menyiratkan akan melibatkan anak muda ke dalam pemerintahan. Ini merupakan kabar baik, karena anak muda di Indonesia mulai dipercaya untuk masuk ke dalam posisi strategis pemerintahan Indonesia. Selanjutnya, akhir-akhir ini viral di media sosial, perwakilan Anak Muda mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan 2020-2024, yaitu Fahd Pahdepie. Fahd merupakan sosok penulis dan pengusaha muda yang mempunyai banyak gagasan, diantaranya adalah Revolusi Kedai Kopi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketika Fahd mengembalikan formulir bakal calon Walikota Tangerang Selatan ke salah satu partai, Fahd mengajak para pengurus untuk Selfie bersama. Hal tersebut menjadi menarik. Jarang terjadi bakal calon yang mendaftar mengajak selfie dan membawa kegembiraan dalam politik. Hal yang dilakukan Fahd merupakan hal yang baru, karena Fahd membawa gagasan ala Anak Muda, yang menjadi perhatian bagi semua. Politik anak muda akan menjadi wajah baru politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pertama, politik bukan hanya kegiatan yang membosankan. Anak muda bisa melakukan politik dengan cara-cara yang kreatif. Kedua, Politik bukan hanya berebut kekuasaan, tetapi politik dapat menjadi forum ide dan gagasan. Ketiga, kondisi Indonesia akan memasuki bonus demografi, tentunya akan lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia politik Indonesia. Keempat, dengan gaya anak muda, politik Indonesia menjadi lebih menarik. Lebih bahagia, tidak seperti politik pada biasanya yang hanya menyediakan ketegangan dan kekejaman Adanya contoh anak muda yang mulai terjun berpolitik, semoga memcu banyak anak muda lain untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Bukan hanya perihal kekuasaan, melainkan untuk merubah wajah politik Indonesia. Mengubah kesan kekejaman dan penindasan menjadi politik yang bergembira, penuh gagasan dan juga kreativitas. . See - https://ibtimes.id/politik-anak-muda-wajah-baru-politik-indonesia/
0 comments:
Post a Comment