Wow, 4 Pengusaha Muda Ini Sukses Hasilkan Omzet Ratusan Juta Rupiah Tiap Bulan di Usia 20-an!
Apa yang akan (atau sedang) kamu alami saat memasuki usia 20-an? Berkutat dengan segala tugas kuliah? Atau bekerja di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintah? Itu semua bagus dan tak ada yang salah. Namun, beberapa anak muda ini sudah bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit di usianya yang baru 20-an tahun. Luar biasa keren, bukan?
Usaha yang jatuh bangun mereka geluti ternyata membuahkan hasil yang di luar perkiraan. Nggak tanggung-tanggung, puluhan bahkan ratusan juta didapat tiap bulannya. Siapa saja sih para anak muda yang telah sukses bikin iri di usianya yang baru 20-an tahun ini? Hipwee mengahadirkan profil mereka agar kamu bisa mendapatkan inspirasi bahwa untuk sukses dan mendapatkan penghasilan sendiri tak harus tunggu nanti.
1. Sempat gagal di bisnis pertama, tak membuat Yasa Singgih terpuruk. Ia kini jadi salah satu anak muda dengan omzet puluhan juta rupiah per bulan
Sejak bangku sekolah, tepatnya saat berusia 15 tahun, Yasa Singgih sudah masuk dalam dunia bisnis karena ayahnya tiba-tiba sakit keras dan membutuhkan banyak biaya untuk proses pengobatan. Ia memutuskan untuk mulai mencari uang sendiri karena usianya terlalu kecil untuk mendapatkan pekerjaan kala itu.
Awalnya, Yasa berjualan lampu hias. Namun, dengan pengalaman bisnisnya yang minim, bisnis lampu hias tersebut tidak begitu lancar. Tak lama, dia mencoba berbisnis jual beli kaus pria berlabel ‘Men’s Republic’. Karena kegigihannya, bisnis penjualan kaus tersebut setiap bulannya bisa menghasilkan lebih dari 30 juta rupiah. Kini, selain kaus, brand milik Yasa juga menjual sepatu, sandal, jaket dan juga tas pria.
2. Hamzah Izzulhaq jadi salah satu pengusaha waralaba yang sukses melebarkan sayap bisnisnya dalam bidang bimbingan belajar
Kalau biasanya kita mengenal usaha dengan konsep franchise atau waralaba dengan jenis barang yang diperjualbelikan berupa makanan, kali ini Hamzah Izzulhaq mencoba peruntungan dalam bidang bimbingan belajar. Banyak orang memang menyetujui bahwa usaha waralaba merupakan salah satu cara terbaik dalam mengembangkan usaha, dan Hamzah Izzulhaq membuktikannya.
Di awal umur 20-an, usaha waralabanya tersebut sudah mempunyai 3 lisensi cabang dengan jumlah peserta rata-rata 200 orang tiap semesternya. Dari situ, Hamzah dapat memperoleh omzet sekitar Rp 360 juta per semester. Saat ini, Hamzah telah resmi menjadi Direktur Utama CV Hanamasa Indonesia yang didirikannya dan sering diundang beberapa acara sebagai pembicara dalam motivasi bisnis.
3. Dea Valencia sukses jadi milyarder ‘hanya’ dengan berjualan batik
Dea Valencia merupakan pengusaha muda yang menjual pakaian batik dengan nama brand ‘Batik Kultur’. Ia mendesain sendiri motif batik yang dijualnya. Awalnya, Dea hanya mempekerjakan 1 karyawan dengan menjual 20 potong pakaian. Kini bisnis Dea mampu memproduksi 800 potong batik setiap bulan dengan harga Rp 250.000 – 1,2 juta, nilainya setara dengan Rp. 3,5 miliar per tahun atau Rp. 300 juta per bulan.
Kini Batik Kultur bahkan telah diekspor ke beberapa negara. Beberapa customer dari Norwegia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, Singapura dan Hongkong sudah melakukan pemesanan. Saat ini Dea mempekerjakan 85 karyawan, dimana 40 diantaranya adalah diffabel. Good job, Dea!
4. Intan Kusuma Fauzia dan Atina Maulia, duo kakak beradik di balik suksesnya brand Vanilla Hijab
Untukmu para hijaber pasti kenal sama akun online shop di instagram bernama @vanillahijab. Yap, olshop hijab paling banyak followers-nya ini digawangi oleh duo kakak beradik; Intan Kusuma Fauzia sebagai CEO dan Atina Maulia sebagai founder. Saat berusia 18 tahun, Atina mulai merintis usahanya ini dengan sistem pre-order. Dia mengambil foto di toko kain, kemudian memasang foto tersebut di BBM dan menunggu orderan. Hijab akan dibuat hanya jika ada orderan. Bisa dibilang, usaha ini nyaris tanpa modal.
Saat ini, Vanilla Hijab merambah ke fesyen pakaian dan juga tas wanita. Sekitar belasan ribu hijab dan lima ribu baju ludes terjual setiap bulan. Ada kalanya produk yang mereka jual langsung habis bak kacang goreng hanya dalam beberapa jam sejak diluncurkan di situs resminya. Saking banyaknya yang ingin mempunyai produk Vanilla, Atina membatasi pembelian hanya empat potong saja tiap customer.
Meski begitu, kesedihan juga sempat menghampiri Intan dan Atina. Jilbab produksinya sempat gagal produksi karena tidak sesuai dengan harapan mereka. Produknya memiliki panjang ukuran yang berbeda-beda sehingga tidak layak untuk dijual kembali. Saat itu mereka merugi hingga Rp 70 juta rupiah! Namun hal itu tidak menyurutkan semangat untuk terus mengembangkan usaha yang terus dikembangkan sampai saat ini.
Jalan sukses orang memang berbeda-beda, tapi kesempatan tak akan terbuka jika kamu tidak menjemputnya. Jadi, untukmu yang sedang merintis usaha, semangat dan yakinlah karena tak ada hasil yang menghianati usaha.
0 comments:
Post a Comment